HPE Simplivity-Tidak ada yang lebih penting dalam dunia balap Formula One (F1) dari pada kecepatan. Bahkan, dibanyak bidang olahragapun kecepatan menjadi faktor penentu kemenangan bagi setiap atlit, begitupun juga dengan balap F1. Sejak 2005, Aston Martin Red Bull Racing yang berbasis di Inggris menjadi pioneer dalam menyelenggarakan balap F1. Pada awal musim pertandingan 2019, tim telah mencatat ada 59 kemenangan dan 8 kejuaraan dunia yang diraih, kejuaraan tersebut diadaptasi karena adanya perubahan desain dan peraturan baru untuk meningkatkan performa kendaraan.
Information Technology (IT) memiliki peran penting dalam kesuksesan tim. Aston Martin Red Bull Racing sangat bergantung pada peranan IT untuk meningkatkan performa mulai dari proses bisnis hingga desain kendaraan saat melaju di sirkuit.
Tujuan diciptakannya aplikasi khusus untuk balap F1 adalah untuk menghasilkan data yang besar. Aston Martin Red Bull Racing butuh solusi dari munculnya kebutuhan penyimpanan yang meningkat untuk virtualized estate (suatu environment berisi sekumpulan virtual server atau virtual machine atau VM Cluster, yang mana untuk menjalankannya diperlukan storage pendukung).
“Kami harus lebih gesit,” kata Neil Bailey, Head of IT Infrastructure, Aston Martin Red Bull Racing. “Performa aplikasi tersebut nantinya akan mempengaruhi seberapa cepat kita dapat bereaksi dan membuat perubahan untuk meningkatkan performa kendaraan mobil balap.” Efisiensi dan kecepatan menjadi fokus utama, perusahaan mengeksplorasi hyperconverged IT dan akhirnya memutuskan menggunakan HPE SimpliVity.
Baca juga:
Infrastruktur lama menghambat performa
Bermarkas di Milton Keynes, Buckinghamshire, Inggris, Aston Martin Red Bull Racing merupakan tempat untuk merancang dan merakit seluruh kendaraan F1 dengan performa tinggi. Sebagai tambahan, perusahaan tersebut didukung dengan fungsi administrasi lainnya seperti marketing, finance, dan human resources.
Dengan memadukan traditional virtualized dengan virtual desktop infrastructure akan menghasilkan sekitar 500 VMs yang tersebar di berbagai perangkat keras. Dengan 50 TB data, infrastruktur tentunya menjadi tanggung jawab yang besar, sehingga para engineers menggunakan virtual desktop tersebut untuk melihat dan mengukur lambannya performa.
F1 melihat kasus yang ada lainnya untuk meningkatkan solusi penyimpanan yang lebih cepat. Ketika mobil balap memiliki performa yang baik bukan hanya karena dikendarai oleh pembalap yang memiliki skill tinggi melainkan dengan bantuan platform teknologi yang menghasilkan sekitar 400GB data dalam setiap pertandingan. Contohnya, saat mengalami kondisi yang krusial, ketika kendaraan harus berhenti saat pertandingan berlangsung, keadaan tersebut dapat dianalisis dengan cepat melalui data center portable pada saat pertandingan.
Aplikasi F1 milik Aston Martin Red Bull Racing juga dituntut memiliki infrastruktur yang cepat dan responsif. “Seluruh mobil balap, kami kembangkan dari prototypes dengan 30.000 perubahan dalam setahun”, ucap CIO Matt Cadieux. “Kami harus memastikan adanya infrastruktur yang tepat untuk membantu kebutuhan permintaan di bisnis baru.”
Selain itu, disetiap tahunnya Aston Martin Red Bull Racing mendapatkan tantangan baru yang lebih kompetitif bersamaan dengan majunya teknologi dan berubahnya peraturan F1. Ketika dituntut untuk mengikuti perubahan yang cepat, secara otomatis Infrastruktur Aston Martin Red Bull Racing pun harus dapat mengikuti perubahan tersebut.
Peningkatan performa
Tim IT Aston Martin Red Bull Racing mempertimbangkan traditional architectures dan Hyperconverged Infrastructure dalam meningkatkan kecepatan performa. Proses seleksi secara kompetitif melewati pengujian yang begitu ketat. “Kami melihat perbandingannya melalui uji coba dan exercise,” jelas Cadieux. “Melihat beban kerja dilapangan dan saya rasa HPE SimpliVity menjadi solusi terbaik dari segi performa dan memberikan kemudahan bagi manajemen.”
HPE SimpliVity menyediakan kerangka dasar untuk Aston Martin Red Bull Racing’s VMware® dan VDI real, baik di pabrik perakitan maupun ketika berada pada trackside. Perbedaannya terlihat sangat jelas. Misalnya, pada saat pertandingan, tim mengeluarkan data real time kemudian mengolahnya untuk dianalisis. Dengan HPE SimpliVity, waktu yang diperlukan untuk postprocessing berjalan dari sebelumnya sembilan menit menjadi dua menit. “Performa mengalami peningkatan yang sangat besar,” kata Cadieux. “Ini artinya kita bisa mendapatkan hasil yang lebih baik dan lebih cepat ketika berada di arena sirkuit hanya dalam hitungan detik.”
Kecepatan performa on dan off the track
Milton Keynes yang merupakan lokasi pabrik dari Red Bull, HPE SimpliVity membuat perbedaan dalam sistem backend perusahaan. 80% dari aplikasi bisnis yang dimiliki perusahaan dijalankan oleh HPE SimpliVity.
HPE Simplivity dirasa dapat memberikan manfaat yang sangat signifikan dalam proses manufaktur, dan dapat membantu tim balap mencapai kejuaraan. “Dengan menghadirkan HPE SimpliVity untuk mendukung operasi trackside, kami sudah memberikan performa yang lebih andal, lebih cepat, dengan mengoptimalkan IT Infrastructure,” ucap Simon Kesslar-Lyne, Head of IT Event. “Hal ini memungkinkan para engineers untuk fokus pada performa mobil balap, dan juga para engineers dapat mengandalkan IT infrastructure untuk mengirim dan mencadangkan data yang dibutuhkan.”
Terdapat 21 lokasi pertandingan disetiap musim, pengaturan dan perancangan sistem harus cepat dan terstruktur untuk setiap pertandingan. Kenyamanan dalam sistem menjadi kunci utama.
Baik di dalam pabrik dan trackside, perusahaan telah melihat beberapa hal yang unggul dalam virtual desktop infrastructure. “Cepat saja, pengguna sangat memperhatikan perbedaan terkait dengan responsifitas,” kata Bailey.
Perbaikan lainnya adalah kemampuan untuk membuat cadangan dan memulihkan Citrix® VDI jika mengalami kegagalan sistem. HPE SimpliVity juga membuat dampak perubahan yang besar terhadap beban kerja dan pemulihan data pada Martin Red Bull Racing. Saat proses penelitian dan pengembangan mengalami kegagalan, tim butuh memulihkan virtual workstation dengan cepat. Dengan HPE SimpliVity, waktu untuk yang dibutuhkan untuk memulihkan workstation menjadi sangat cepat, yaitu sekitar satu menit dengan langkah yang sederhana. Saat ini, siapa pun di dunia IT dapat melakukan tugas sesederhana ini. “Sebelumnya, proses pemulihan tersebut memakan waktu lebih dari satu jam dengan banyak langkah yang begitu kompleks,” kata Bailey.