Inilah 4 Gaya Inovasi dan Kolaborasi Agar Hybrid Work Sukses Diimplementasi Pada Perusahaan Anda

  • Home
  • /
  • blog
  • /
  • Inilah 4 Gaya Inovasi dan Kolaborasi Agar Hybrid Work Sukses Diimplementasi Pada Perusahaan Anda
Inilah 4 Gaya Inovasi dan Kolaborasi Agar Hybrid Work Sukses Diimplementasi Pada Perusahaan Anda
blog
Inilah 4 Gaya Inovasi dan Kolaborasi Agar Hybrid Work Sukses Diimplementasi Pada Perusahaan Anda

Lingkungan kerja hybrid menyediakan cara baru bagi karyawan untuk tetap berkolaborasi secara produktif. Peneliatian Gartner terbaru mengungkapkan bahwa 71% HR leaders lebih fokus pada gaya kolaborasi karyawan tahun ini dibanding sebelum pandemi COVID-19. Namun, seberapa pentingkah kolaborasi ini, dan apa yang perlu dilakukan untuk melindungi dan mendorong kolaborasi dan inovasi pada hybrid working saat ini?

Ketika karyawan tidak berada di area kantor, interaksi mereka lebih terjadwal dan lebih banyak dilakukan secara virtual. Chart kolaborasi tidak hanya berdasarkan lokasi, tetapi juga berdasarkan banyak waktu yang dihabiskan.

Pada kenyataanya, karyawan memiliki banyak pilihan untuk kapan, di mana dan bagaimana berkolaborasi dalam hybrid environments, tetapi organisasi dan leader harus memiliki inisiatif untuk menciptakan peluang tersebut.

Gartner telah mengidentifikasi 4 model kerja yang harus dimanfaatkan tim saat migrasi ke lingkungan hybrid.

Sebagian besar perusahaan mempertimbangkan hybrid work hanya ketika berada di kantor, tetapi penelitian Gartner menunjukkan bahwa perusahaan juga harus mempertimbangkan dari segi waktu, apakah  tim bekerja secara terinegrasi atau tidak.

Pendekatan ini menghasilkan 4 gaya kerja yang harus diimplementasikan oleh perusahaan jika ingin berhasil dalam hybrid environment:

  • Working together, together: ketika tim berada di tempat yang sama misal di ruang meeting.
  • Working together, apart: ketika tim berada di tempat yang sama, namun ikut berpartisipasi dalam pertemuan virtual di ruang terpisah.
  • Working alone, together: ketika tim berada di ruang bersama, tetapi tidak bekerja pada waktu yang sama.
  • Working alone, apart: ketika tim berada di tempat yang sama, dan fokus melakukan pekerjaan tanpa interaksi.

Bebaskan akses ke empat gaya kerja di atas, bukan hanya terpaku pada karyawan yang berada di tempat yang sama

Bagi perusahaan yang mengadopsi hybrid model, aktivitas karyawan berlangsung di antara beberapa lokasi kerja, termasuk bekerja dari rumah, kantor, dan tempat umum lainnya, seperti co working spaces, coffe shop atau bahkan perpustakaan.

Beberapa karyawan mungkin tidak memiliki fasilitas atau akses ruang kerja yang produktif, mungkin ada sebagian karyawan yang lebih nyaman bekerja dari rumah. Secara keseluruhan, karyawan akan mendapat benefit dari banyak pilihan gaya kerja di era hybrid work ini.

Namun, keterbatasan fleksibilitas ini menimbulkan isu baru, Gartner research menunjukkan bahwa dua pertiga karyawan berharap dapat bekerja secara fleksibel, di mana penelitian ini meningkat sejak tahun lalu

Mengurangi masalah tersebut dengan memberdayakan karyawan untuk memiliki akses yang sama ke semua gaya kerja, terutama jika kita merujuk pada Gartner research yang menyatakan bahwa bakat atau kemampuan setiap orang berbeda entah kepribadian, level jabatan, dan beban kerja. Bagi banyak perusahaan, hal ini akan membutuhkan waktu dalam menata kembali kolaborasi di empat gaya kerja tersebut.

Hybrid team menunjukkan agility (kelincahan), keamanan psikologis, dan kesetaraan yang lebih besar dari pada on-site team.

Perusahaan harus membentuk tim untuk dapat mesukseskan penerapan hybrid environment di perusahaan. Data dari Gartner 2021 Hybrid Work Employee Survey menunjukkan bahwa populasi pengetahuan pekerja:

  1. Hybrid teams menunjukkan greater agility: 70% karyawan hybrid setuju bahwa mereka dapat menyesuaikan struktur pertemuan mereka berdasarkan hasil yang diinginkan dibandingkan hanya 49% on-site employees.
  2. Hybrid teams menunjukkan psychological safety: 60% karyawan hybrid merasa lebih nyaman ketika diminta untuk pengambilan risiko pada masing-masing bidang dibandingkan dengan 47% rekan kerja mereka yang berada on-site.
  3. Hybrid teams menunjukkan intensionalitas yang lebih besar: 67% karyawan hybrid setuju bahwa tim mereka terampil bekerja secara virtual atau online dibandingkan dengan 56% karyawan yang berada on-site.
  4. Hybrid teams menunjukkan ekuitas yang lebih besar: 69% karyawan hybrid setuju bahwa rekan satu tim mereka mengakomodasi alur kerja dibandingkan dengan 54% karyawan yang berada on-site.

Tidak hanya dari lingkungan kerja yang berubah, perusahaan juga perlu memikirkan fasilitas teknologi yang mumpuni untuk mendukung peningkatan produktifitas karyawan selama higga sesudah pandemi ini. Salah satu teknologi yang paling di minati oleh banyak perusahaan di seluruh dunia adalah HPE Primera.

Kita tahu belum lama ini Hewlett Packard Enterprise (HPE) mengumumkan produk inovasi terbaru dari storage, yaitu HPE Primera redefines mission-critical storage. Produk terbaru HPE ini menghadirkan beberapa kelebihannya dari sisi simplicity, availability dan performance dibandingkan dengan saudara kandungnya, yaitu Nimble Storage dan 3 Par Storage.

HPE Primera meintegrasikan Artificial Intelligence (AI) dan Hybrid All-Flash ke dalam sistem operasi dengan bantuan InfoSight untuk memberikan rekomendasi jika adanya kegagalan. Kabar baiknya, HPE Primera juga mengintegrasikan teknologi dari HPE Nimble Storage dan 3 Par Storage dalam melakukan inovasi yang signifikan seperti mempercepat kinerja aplikasi, meminimalisir waktu dalam mengelola storage hingga 93%,  memprediksi dan mencegah kegagalan operasi.

Teknologi terbaru yang launching di Indonesia Maret 2020 lalu ini dapat menghilangkan kompromi dan menetapkan kembali mission-critical storage dengan memadukan inovasi dari seluruh portfolio HPE storage. Ia juga meningkatkan keunggulan dari sisi simplicity, availability dan performance. Primera memberikan pengalaman terbaik untuk user dengan penggunaan yang lebih sederhana dan berkelas melalui Mission-Critical Storage. Kelebihan dari Primera Storage antara lain:

  • Mudah dipasang: User dapat menginstal dan mengkonfigurasi secara mandiri Primera dalam waktu kurang dari 20 menit.
  • Mudah dikelola: HPE Primera menyediakan storage untuk dikelola dalam waktu beberapa detik. Data yang disimpan dalam HPE Primera dapat direduce dan always-on with the flexibility to turn it off.
  • Mudah untuk di-upgrade: Dibangun dengan sistem operasi services-centric, HPE Primera dapat memisahkan layanan data sehingga mudah digunakan, di-upgrade dan di-restart secara mandiri. HPE Primera juga dapat di-upgrade oleh user dalam waktu 5 menit tanpa gangguan.
  • Mudah dimiliki: User mendapatkan tawaran melalui beberapa bentuk layanan, seperti sistem pay-per-use atau sistem pembayaran seperti HPE GreenLake. HPE juga menyediakan hardware dan software dengan metode pembayaran capex, sehingga user diberikan keleluasaan untuk memilih produk dan layanan HPE dalam bentuk layanan atau penawaran tradisional. User mendapatkan non-disruptive controller refresh, all-inclusive software dan jaminan storage untuk data reduction dan availability.

Primera didukung HPE Intelligent Data Platform, solusi Primera dirancang mempercepat kinerja aplikasi, mengubah manajemen data, memanfaatkan agility untuk semua clouds dan empower bisnis dengan membuka insights yang tersimpan di dalam data secara real-time.

Berca Hardayaperkasa sebagai partner resmi HPE dapat berkolaborasi dengan Anda dalam mewujudkan IT environments yang lebih simple, fleksible dan agile dengan penggunaan teknologi canggih dan modern. Tentunya tidak terlepas dari tujuan perusahaan yaitu cost efficiency. Jadi, segera tunggu apalagi minimaliskan IT infrastruktur Anda dengan kelebihan dari HPE Primera, info selengkapnya klik di sini.

prev
next

Leave a Comment